Mushaf Al-Qur’an tidak disusun berdasarkan kronologis waktu turunnya , tapi berdasarkan urutan dan pengelompokan ayat dan surat yang disampaikan Jibril kepada Nabi Muhammad saw. Allah langsung menyusun pengelompokan ayat dan surat Qur’an serta memberi nama surat seperti yang kita ketahui sekarang ini . Allah telah menyusun ayat dan surat Qur’an dengan perhitungan yang teliti , yang sangat sulit dilakukan oleh manusia pada zaman sekarang apalagi oleh manusia pada zaman Rasulullah.
Allah telah menjadikan alam semesta dan semua yang ada didalamnya dengan perhitungan yang rumit dan teliti sebagaimana disebutkan dalam surat Al Qomar 49 :
49- Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (Al Qomar 49)
Demikian pula Allah telah menjadikan Al-Qur’an dan menempatkan ayat dan surat didalamnya dengan perhitungan yang teliti pula. Berikut ini kami sampaikan tentang perhitungan matematis yang rumit dalam penempatan ayat dan surat Qur’an yang ditulis bapak Arifin Mufti di Facebook “Kajian Al-Qur’an-Alkitab & Iptek”
KITAB MULIA AL-QUR’AN BERPASANGAN SEMPURNA. (BAG I)
Oleh : Arifin Mufti
arifin-mufti “ Susunan (mushaf) Kitab Mulia tidak mengikuti urutan wahyu. Mengapa demikian? Karena ia disusun dengan cara yang unik, diluar imaginasi manusia. Kitab Mulia, berpasangan sempurna, terdiri dari 57 surat Homogen dan 57 surat Heterogen, disusun sedemikian rupa berdasarkan kombinasi nomor surat dan jumlah ayat.”
Sulit kita mencari satu kitabpun didunia yang disusun serupa ini, dalam bahasa apapun, maupun cerita apapun. Mungkin tidak ada. Ia unik, diluar imaginasi manusia.
Minggu, 24 Januari 2010.
Klasifikasi: Sedang.
Mari kita mulai dengan sesuatu yang lain. Pertama-tama jika kita bertanya kepada Muslim, berapa jumlah surat (surah) dalam Kitab Mulia – The Koran, maka jawabannya semua sepakat, yaitu 114 surat. Surat pertama adalah The Opening (Al Fatihah), kemudian diikuti The Cow (Al Baqaraah), terus The Familiy of ‘Imran (Ali ‘Imran) hingga surat terakhir, The Men (An Naas). Selesai klarifikasi pertama.
Namun jika kita bertanya berapa jumlah ayat dalam Kitab Mulia, maka jawabannya beragam! Umumnya, mayoritas yang menjawab baik disekolah maupun di majelis di masjid, baik yang dibaca pada buku-buku Islam yang ditulis oleh non Muslim maupun pengarang Muslim – termasuk di Barat, menjawab 6666 ayat. Angka cantik mudah dihapal. Tambahan, jika kita membaca buku agama di tingkat SD di Indonesia, yang disyahkan oleh Departemen Agama tertulis 6666 ayat. Tidak ada yang mempermasalahkan. Tetapi ada yang menjawab lain, misalnya 6242, dan ada lagi yang menjawab – walaupun hanya sejumlah orang, 6236 ayat.
Lalu pertanyaannya mana yang tepat?
Sebenarnya cukup mudah untuk menyelesaikan hal ini. Karena topik umum kita kedepan adalah The Koran Code, maka ada kaitannya dengan bahasa angka, hitungan, atau matematika. Solusinya bagaimana?
Solusinya: Jumlahkan tiap surat ayatnya, mulai dari The Opening (Al Fatihah) 7 ayat, The Cow (Al Baqarah) 286 ayat, The Family Of ‘Imran (Ali ‘Imran) 200 ayat…….hingga surat terakhir yaitu The Men (An Naas) 6 ayat. Jumlahnya pasti 6236 ayat. Tidak lebih, tidak kurang.
Ada yang berkomentar: “Wah, angka 6236 bukan angka cantik. Saya lebih suka 6666 ayat.” Ups..tunggu dulu, keajaibannya bukan disitu.
Kitab Mulia menjelaskan bahwa Tuhan menciptakan berpasangan (Qs, 36:36) dan Tuhan juga menciptakan semuanya dengan al adaad (hitungan yang sangat teliti, satu persatu, math) pada surat The Hidden Creature (Al Jinn) (Qs, 72:28).
Tuhan telah menciptakan semuanya berpasangan, termasuk apa-apa yang kita tidak ketahui. Jika begitu, Kitab Mulia, tentunya juga disusun berpasangan? Sebab ia adalah Firman Tuhan. Apa benar?
Setelah studi bertahun-tahun, maka sejumlah ilmuwan Muslim, salah satunya adalah Prof. Bassam Jarrar dari Noon Centre, Amerika Serikat – Yordania membuktikan bahwa memang benar Kitab Mulia disusun berpasangan, yaitu 57 surat Homogen dan 57 surat Heterogen – sesuai pernyataan ayat didalamnya .
Surat Homogen adalah surat dimana nomor suratnya genap, jumlah ayatnyapun genap, atau nomor suratnya ganjil – jumlah ayatnya ganjil. Contohnya: Al Fatihah, nomor surat ganjil (1), jumlah ayatnyapun ganjil (7). Al Baqarah, nomor suratnya genap (2), jumlah ayatnyapun genap (286).
Sedangkan surat Heterogen sebaliknya, nomor surat genap-jumlah ayatnya ganjil, atau nomor surat ganjil-jumlah ayatnya genap. Contoh adalah surat Ali ‘Imran, nomor suratnya ganjil (3), tetapi jumlah ayatnya genap (200).
Nah, ini kalau kita urut semua surat dari nomor 1 hingga surat 114, maka pasti akan mendapatkan 57 surat Homogen dan 57 Surat Heterogen, berpasangan.
Dibawah ini contoh lima surat yang Homogen:
Nama Surat………………………..No. Surat…………………….Jumlah Ayat
The Opening (Al Fatihah)……………..1………………………………… .7
The Cow (Al Baqaraah)……………….2……………………………… 286
Women (An Nisaa’)…………………..4…………………………………176
Immunity (At Taubah)…………………9……………………………… 129
Heber (Huud)………………………….11……………………………….123
Contoh lima surat Heterogen:
Nama Surat………………………..No. Surat………………………Jumlah Ayat
Ali ‘Imran…………………………………3………………………………….200
The Table Spread (Al Ma’idah)….. …… 5………………………………….120
The Catle (Al An’aam)……………………6………………………………….165
The Heights (Al A’raf)……………………7…………………………………..206
The Spoils Of War (Al Anfal)………….…8…………………………………..75
Apa artinya? Artinya jika suratnya tertukar, misal Al Fatihaah tertukar dengan surat nomor dua, Al Baqaraah (lihat tabel)? Akibatnya, ada penambahan dua surat Heterogen dan pengurangan dua surat Homogen. Demikian juga, jika terjadi penambahan atau pengurangan jumlah ayat, akibatnya fatal, karena Kitab Mulia tidak akan berpasangan sempurna. Misal, karena sesuatu hal, At Taubah surat nomor 9 dirubah hanya 128 ayat saja – maka Kitab Mulia berobah menjadi 56 surat Homogen dan 58 surat Heterogen – Tidak berpasangan.
Dalam istilah komputer, peristiwa diatas disebut sistem “Parity Check”, untuk mengetahui apakah dokumen tersebut asli sesuai dari sumbernya.
Bagaimana jika ternyata Kitab Mulia, tidak menunjukkan surat yang berpasangan?
Maka jawabnya hanya ada dua kemungkinan: (1) Anda semua salah hitung, atau (2) Kitab Mulia tersebut tidak asli (otentik), susunannya salah. Sebab semua Kitab Mulia DI DUNIA yang mengikuti standar Ustmani pasti tersusun 57 surat Homogen dan 57 surat Heterogen – berpasangan.
Lalu yang 6666 ayat apakah Kitab palsu? Tidak. Kitabnya benar, isinya sama, tidak ada perbedaan sama sekali, tetapi jumlah ayatnya tidak pernah dihitung.
Selamat membuktikan dirumah ya…
Jika sudah, coba renungkan. Adakah Kitab didunia dalam bahasa apapun, atau cerita apapun, disusun serupa ini?
KITAB MULIA: BERPASANGAN SEMPURNA (BAG. DUA).
“ Kitab Mulia sangat unik, ia terdiri dari 57 surat Homogen dan 57 surat Heterogen, merupakan kombinasi nomor surat dan jumlah ayatnya. Susunan tersebut dikunci lagi dengan proteksi berlapis, dimana surat Homogen direpresentasikan dengan angka 6236 (jumlah ayat) dan surat Heterogen direpresentasikan dengan angka 6555 (jumlah digit nomor surat dari 1 hingga 114).”
Kitab Mulia adalah perpaduan antara isi teologis, makna, nada, irama, gaya bahasa, numerika, dan kriptografi. Siapakah yang mampu menyusun kitab serupa ini?
Minggu, 31 Januari 2010.
Klasifikasi: Rumit.
Arthur Jeffrey (1893 – 1959 M) seorang sarjana Australia ahli Dunia Timur, berpendapat bahwa Kitab Mulia memiliki banyak kelemahan, dan ia ingin menyusun sebuah al Qur’an dengan bentuk yang baru. Ia ingin meng-edit Kitab Mulia secara “ilmiah”, sebagaimana tafsir kritis yang dicontohkan oleh para ahli Dunia Timur sebelumnya, misalnya Theodore Noldecke (1836 – 1930). Dalam pikiran Jeffry, format Kitab Mulia atau al Qur’an dengan teks baru atau edisi kritis akan memiliki Empat Jilid.
Jilid pertama, ia akan mencetak hanya 110 surat yang disebut sebagai yang asli (tanpa surat The Opening, al Fatihah, The Men atau an Naas, dan dua surat pendek lainnya). Menurud dia, itulah textus receptus. Teks ini akan direkontruksi dengan nomor-nomor ayat berdasarkan kajian Flugel, sarjana Barat lainnya, berdasarkan urutan kronologis wahyu. Dilengkapi dengan berbagai catatan, hadist, tafsir, teologis, filosofis, kamus dan berbagai pendapat lainnya.
Jilid kedua akan diisi dengan pengenalan (Introduction), untuk para pembaca bahasa Inggris, sedangkan untuk edisi bahasa Jerman sudah tersedia dari karya Noldecke, “Geschichte des Qorans”.
Jilid ketiga, berisi berbagai pendapat tentang al Qur’an dari para ahli Barat.
Terakhir, jilid keempat akan berisi tentang kamus al Qur’an, yang memuat makna asal dari kosa kata didalam Kitab Mulia (Adnin Armas, MA – Metodologi Bibel Dalam Studi Al Qur’an).
Usaha yang bagus dari seorang sarjana Barat ahli Kitab Suci di dunia.
Namun Arthur Jeffrey dan kawan-kawan peneliti lainnya lupa atau tidak mengetahui bahwa Kitab Mulia tersusun bukan saja berdasarkan format isi semata-mata tetapi merupakan kombinasi yang unik antara : Isi, makna, gaya bahasa, nada, irama, numerika dan bahkan dilengkapi kripto. Kripto adalah bahasa tersembunyi atau sandi dapat berupa simbol abjad, angka, pengulangan ayat, atau isyarat lainnya, berupa perobahan kata dengan konteks kalimat.
Nah, dibawah ini adalah sebagian pelajaran kripto sederhana yang melindungi Kitab Mulia.
Pada bagian satu, telah dijelaskan bahwa Kitab Mulia terdiri dari 114 surat dan 6236 ayat, dimana susunannya Berpasangan Sempurna, 57 surat Hidrogen dan 57 surat Heterogen, merupakan kombinasi dari nomor surat dan jumlah ayat tiap surat.
Surat Homogen adalah surat dimana nomor suratnya genap, jumlah ayatnyapun genap, atau nomor suratnya ganjil – jumlah ayatnya ganjil. Contohnya: The Opening atau Al Fatihah, nomor surat ganjil (1), jumlah ayatnyapun ganjil (7). The cow, atau Al Baqarah, nomor suratnya genap (2), jumlah ayatnyapun genap (286). Sedangkan surat Heterogen sebaliknya, nomor surat genap-jumlah ayatnya ganjil, atau nomor surat ganjil-jumlah ayatnya genap. Contoh adalah surat The Family of ‘Imran, atau Ali ‘Imran, nomor suratnya ganjil (3), tetapi jumlah ayatnya genap (200). Lihat artikel pertama.
Pelajaran kedua adalah, pasangan surat ini dikombinasikan dengan bilangan prima, angka 19. Bilangan prima adalah bilangan sangat istimewa di alam semesta ini, bilangan yang hanya dapt dibagi oleh bilangan itu sendiri atau angka 1, tidak termasuk angka 1. Contohnya : 2,3,5,7,11,13,17, 19, 23,29,31,37,41,43,47……dst.
Perhatikan baik-baik ya…..
Kode berikutnya adalah pada surat Homogen, jika kita jumlahkan semua nomor suratnya dan jumlah ayatnya, maka kita akan mendapatkan hasil 6236, atau sama dengan jumlah ayat Kitab Mulia. Sedangkan bila pembaca menghitung jumlah nomor surat dan jumlah ayat pada surat Heterogen, maka pembaca akan mendapatkan angka 6.555, atau sama dengan angka jumlah dari nomor surat Kitab Mulia itu sendiri, yaitu: 1+2+3+4+5+…..+111+112+113+114= 6.555. Dalam bahasa matematika ini dapat dihitung deengan rumus sederhana:
(N+1)/2 x N, atau N = 114, dengan demikian : (114+1)/2 x 114 = 6.555.
Kode lapisan berikutnya adalah, jumlah digit angka 6555 dan 6236 merupakan bilangan kelipatan 19. Kita jumlahkan digitnya , 6+5++5+5+6+2+3+6 = 38, atau 19 x 2.
Proteksi berikutnya adalah lebih rumit, kita simak.
114 adalah 6 x 19, dan bilangan prima yang ke-114 adalah 619. Bilangan prima pertama adalah 2, bilangan kedua adalah 3, bilangan ketiga adalah 5…..dan bilangan prima ke-114 adalah 619.
Lihat table bilangan prima dibawah ini:
Detilnya dapat dilihat di http://primes.utm.edu/
2 3 5 7 11 13 17 19 23 29
31 37 41 43 47 53 59 61 67 71
73 79 83 89 97 101 103 107 109 113
127 131 137 139 149 151 157 163 167 173
179 181 191 193 197 199 211 223 227 229
233 239 241 251 257 263 269 271 277 281
283 293 307 311 313 317 331 337 347 349
353 359 367 373 379 383 389 397 401 409
419 421 431 433 439 443 449 457 461 463
467 479 487 491 499 503 509 521 523 541
547 557 563 569 571 577 587 593 599 601
607 613 617 619 631 641 643 647 653 659
Dengan demikian Kitab Mulia diproteksi dengan kripto:
1. Ia berpasangan sempurna, 57 surat Homogen dan 57 surat Heterogen.
2. Ia dilapisi lagi dengan kripto, surat Homogen menjukkan jumlah ayat yaitu 6236, dan surat Heterogen menjukkan jumlah angka nomor surat, yaitu 6.555.
3. Ia dilapisi lagi dengan , jumlah digit 6236 and 6555 adalah bilangan kelipatan 19.
4. Ia dilapisi lagi, jumlah surat Kitab Mulia adalah angka ajaib dalam matematika. Karena 114 sama dengan 6 x 19, dan bilangan prima ke-114 adalah 619.
Nah, andaikan Arthur Jeffry dan kawan-kawan atau siapa saja (mungkin juga ada dikalangan intelektual Muslim) melihat kripto yang berlapis ini, mereka akan berpikir ulang untuk menyusun al Qur’an edisi kritis.
Pembaca yang budiman, dalam kripto yang lebih rumit, posisi abjad dalam ayat dan posisi ayat dalam suratpun dilindungi oleh kode-kode tertentu, dengan bilangan prima dan nilai abjadnya (gematrikal atau al jum’al).
Buat pembaca yang rajin, ini PR dirumah..ya untuk..dicheck.!
Salah satu kesulitan utama untuk merobah susunan Kitab Mulia atau berpikir untuk berusaha merobah posisi tiap hurufnya sekalipun, adalah karena Ia unik: Kombinasi isi berupa pesan teologis, makna, gaya bahasa, nada dan irama, numerika, dan kripto.
berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar
JANGAN LUPA DI COMENT ea...