22 Feb 2010

TAHAPAN MENEMBUS DIMENSI ALAM JIN

Dalam menapaki hidup di era sekarang ini, dimana sifat rasional selalu dikedepankan dan pemahaman ilmu batin mulai dijauhi, adat leluhur yang kian terkikis dan norma ajaran para Wali Songo yang mulai pudar. Para ahli khoarik, pertapa dan ahli batin lainnya mulai sulit dicari, seiring perkembangan zaman yang lebih terfokus pada hal yang bersifat teknologi.

Sebuah keyakinan masih tetap saja muncul dihati para pencari ilmu bersifat batin. Mereka masih punya rasa percaya diri untuk mencari suatu kemaslahatan tentang ilmu Allah SWT, dalam mengarungi kebesarannya lewat kehidupan makhluk tak kasat mata.

Hanya saja dalam merilis ilmu supranatural di zaman sekarang tak semudah kita bayangkan. Walau dalam kenyataannya banyak jasa paranormal yang memberikan layanan khusus seputar ilmu supranatural. Namun semuanya lebih terfokus kearah produk jadi, bukan mengarah kejalur olah batin yang mengajarkan bagaimana kita bisa dekat dengan mereka, makhluk dimensi lain.

Lewat pemahaman ahli Al-Hikmah, sesungguhnya dizaman akhir seperti sekarang ini, amatlah sulit mencapai puncak keberhasilan dalam mengolah batin secara akurat, sebab disamping kita hidup di era yang penuh akan godaan duniawi yang stiap saat selalu kita lihat.

Disisi lain, faktor penghayatan ilmu yang kurang menunjang, sepeti susahnya mencari guru spiritual, tempat-tempat yang kini sudah mulai rame sehingga ketenangan batin kita mudah terganggu dan lain sebagainya.

Bahkan dalam motif keyakinan, semangat dan penghayatan dalam hal ilmu supranatural masihlah dangkal. Sehingga dalam menapaki ilmu bersifat batin ini seringkali gagal ditengah jalan.

Sebagai suatu pemahaman, kunci dasar untuk bisa menguasai bermacam sifat supranatural terdiri dari tiga bagian, yaitu, semangat, guru pembimbing, dan pengontrolan hati.



SEMANGAT

Untuk memulai menjadi seorang suprantural, kita dituntut agar terus bersemangat secara alamiah tanpa ada rasa beban maupun keterpaksaan. Sebab makna semangat sendiri terbagi menjadi dua hal (semangat yang keluar dari pikiran dan semangat yang keluar dari sifat hati).



SEMANGAT YANG KELUAR DARI PIKIRAN. Biasanya hanya dipermukaan saja dan seterusnya akan menjadi suatu kegagalan, seperti halnya kita disuruh menjalankan puasa dan wiridan selama 7 hari berturut-turut.

Awalnya kita memang bersemangat, namun setelah menjalani dua malam berturut-turut, pikiran kita menjadi kacau, rasa capek, malas, takut, lapar dan lain sebagainya akan mudah mempengaruhi organ tubuh kita sehingga niat membatalkan puasa ini akan mudah sekali kita jumpai.

Sedangkan “semangat yang keluar dari sifat hati” biasanya akan terus dijaga oleh seorang supranaturalis. Sebab, rasa tanggung jawab untuk sampai mengakhiri masa ritual lebih diutamakan sehingga hawa pikiran bisa ditutupnya rapat-rapat.



GURU PEMBIMBING

Dalam memahami ilmu supranatural, guru spiritual sangat berperan dalam menentukan suatu keberhasilan ilmu bagi anak didiknya. Disamping sang guru bisa mengarahkan tentang sebuah arti keyakinan, beliau juga bisa memberi kesemangatan secara akurat sehingga sang murid akan mudah mengikuti jejaknya.



PENGONTROLAN HATI

Bila seorang supranatural sudah bisa memahami tentang makna, semangat dan penghayatan ilmu yang diberikan lewat bimbangan guru spiritualisnya, maka sang supranaturalis tadi tinggal mengolah keyakinannya sendiri dengan terus mengontrol kepekaan hati sehingga apa yang diinginkannya akan mudah tercapai.

Nah, sebagai penghayatan yang lebih luas tentang seputar ilmu supranatural, Penulis akan membeberkan rahasia menembus dimensi alam jin. Hanya saja dalma pembedaranya nanti, Penulis akan memaparkan lewat tahapan demi tahapan. Sehingga bagi yang suka akan dunia mistik, bisa dengan mudah memahaminya. Seperti apakah tahapannya? Inilah kisah selengkapnya.

Lewat pemahaman yang disarikan dari kitab, Manba’u Usulul Hikmah Bimuallif, Imam Ali Albuny, diterangkan.

Bahwa setiap manusia yang menginginkan berjumpa/masuk kealam bangsa jin harus bisa melewati dua alam terlebih dahulu, yaitu, Alamul Ahmar dan Alamul Abdul Jumud.

Disamping ini kita juga harus bisa memahami tentang pintu-pintu gaib yang bakal kita tempuh. Sebab, sedikit saja kita salah jalan, bukan bangsa jin yang bakal kita temui, melainkan bangsa alam lain yang samar-samar tak kasat mata. Walhasil, bukan keinginan kita yang akan tercapai, melaikan kefatalan dan tipu muslihat dari bangsa lainnnya yang kita terima.

Mengenai arti alam sendiri, jauh-jauh para ulama sudah menuliskannya dibeberapa kitab, seperti pendapat dari Imam Bujeremi, dalam kitabnya “IQNA”. Beliau menuliskan beberapa tingkatan alam yang terdiri dari makhluk tak kasat mata, dimulai dari alam manusia, Ahmar, Abdul Jumud, Ahyar, Jin, Azrak, Khoarik, Thurobi, Barri, Adli, Sama’, Majazi, Malaikat, Jabarut, Qolam, dan Arsy.

Nah, dari kehidupan yang berada dialamnya masing-masing, manusia bisa saja menemui/menembus kesalah satu alam yang diinginkan bila manusia itu sendiri dirasa sudah cukup ilmu untuk menembusnya.

Kembali ketahapan menembus dimensi alam jin. Lewat pembedaran yang sama dari kitab “Manba”u Usulul Hikmah”. Siapapun bisa menembus dimensi alam jin apabila manusia itu sendiri sudah menguasai dua alam sebagai tingkatan alam dibawahnya (Ahmar dan Abdul Jumud).

Ahmar, sebuah alam yang dihuni jutaan makhluk tak kasat mata yang menguasai bumi dan lautan, Ahmar juga disebut dengan istilah “Bangsa Lelembut” yang masih keturunan dari bangsa manusia lewat silsilah “Anfus” anak dari Nabiyullah Syiet, yang diturunkan lewat zaman sanghiyang, seperti; Nyi Roro Kidul, Dewi Lanjar, dan seluruh wadya balanya.

Abdul Jumud, bangsa makhluk tak kasat mata yang menguasai, bumi, batu da pepohonan. Abdul Jumud disini disebut juga dengan istilah “Dedemit” yang juga masih keturunan bangsa manusia dari zaman, Togog. Seperti, Dracula, Kuntilanak, Memedi, Perkayang dan lain sejenisnya.

Nah, untuk bisa menguasai kedua ala mini, disetiap akan ritual menembus dimensi alam jin, siapkan sesaji berupa, bunga setaman, melati, mawar dan kelapa hijau, hal seperti ini ditunjukkan untuk menghormati bangsa Ahmar sebagai wasilah jalannya.

Sedangkan untuk melewati alam bangsa Abdul Jumud. Bakar saja madat apel jin diawal mau memulai ritual. Niscaya bangsa Abdul Jumud ini akan paham dan tidak mengganggu prosesi ritual kita.

Untuk membuka pintu alam jin sendiri, taburkan terus kemenyan putih yang sudah dihaluskan terus menerus. Hanya saja dalam pengenalan menembus alam jin harus hati-hati. Terutama siapa nama dari jin itu sendiri yang akan kita temui.

Disisi lain, kita sebagai manusia haruslah tahu, kapan waktunya kita ritual, dengan ayat apa kita memanggil, lewat pintu mana kita masuk dan permohonan apa yang kita inginkan.

Sebab bangsa jin tidak seperti bangsa kita pada umumnya. Mereka selalu memakai aturan dan tatakrama yang penuh akan kedisiplinan. Mereka juga bisa dikatakan jutek dan mudah tersinggung apabila kita bangsa manusia tidak bisa memahami watak dari sifat mereka.

Sebagai suatu kewaspadaan, bangsa jin disini terbagi menjadi dua golongan, yaitu Abyad dan Aswad (putih dan hitam). Disamping itu bangsa jin terdiri dari empat sifat perilaku kergantung dari alam yang ditempatinya, tanah, air, bangunan dan awang-awang.

Dari empat sifat yang menjadi tempat tinggal mereka, semua mempunyai perbedaan dalam menerima kita (manusia) baik adri segi pemanggilan, ayat yang dibaca maupun sesaji ritual yang disajikan untuk mereka.

Apabila kita tidak memahami secara detail tentang ritual untuk menembus kealam mereka, golongan bangsa jin hitam yang akan berperan untuk menemui kita dengan seribu tipu daya yang menyesatkan. Seperti kita akan diming-imingi kekayaan, harta karun, bisa menarik pusaka dan lain-lain.

Intingya, pikiran kita akan terus dicecoki, bermacam hayalan yang menggiurkan. Ucapan jadi ngelantur, mudah emosi, mudah tersinggung, senang menutup diri dalam kamar, suka melamun dan tidak menerima akan nasehat apapun dari orang lain.

Bukan hanya itu saja, golongan jin hitam akan terus menjumpai kita dengan taktis kelembutan serta berperan seperti halnya guru gaib yang benar-benar mau mengajarkan seluruh ilmunya kepada kita. Nah, bila sudah seperti ini jadinya, kita sudah melenceng jauh dari jalan yang sebelumnya kita harapkan.

Sekedar tips. Apabila dalam suatu ritual yang kita jalani selama ini, seringkali didatangi makhluk-makhluk dari dimensi lain. Coba perhatikan kedatangan mereka, apabila makhluk lain alam ini datang menjumpai kita dari arah depan, belakang, samping kanan atau kiri, maka janganlah digubris kedatangannya.

Sebab cara kedatangan mereka seperti itu sudah jelas menunjukkan bahwa mereka dari golongan bangsa hitam. Mengapa?

Kitab Manba’u Usulul Hikmah sendiri mengupasnya, “Jangan sesekali anda percaya akan tipu muslihat dari beragam makhluk gaib yang datang dari arah empat penjuru. Sesungguhnya, hanya satu arah yang mereka lewati sebagai teman kita yang benar, yaitu lewat arah atas.”

Lewat dari pembedaran tahapan tadi, tentu akan bisa dijadikan bahan intropeksi diri. Bahwa tidak ada ilmu instant dimuka bumi ini kecuali kita sendiri mau berusaha.

Nah, untuk tahap terakhir dalam menembus dimensi alam jin. Pelajarilah ayat-ayat/ajian panggilan secara matang. Sebab ayat-ayat ini akan menentukan suatu pilihan kita untuk bisa memilih, siapa yang akan kita temui kelak.

Sebagai bahan dasar, pelajari arti, naktu, huruf, angka, rajakan manapun ayat lainnnya. Bisa juga lewat rahasia huruf. Abajadun, seperti yang ditulis oleh penulis kondang Prayoga Gemilang. Diawal edisi 438 (Bambang – Mayang).

Sebab rahasia huruf, Abajadun, memuat 99 keistimewaan, yang mana salah satunya termasuk dari rahasia alam jin itu sendiri. Seperti contoh, huruf Alif yang mempunyai angka 1.

Penjaga dari huruf Alif ini bernama, malaikat Tholthobausin, dari bangsa gaibnya bernama, Ahmar. Ayat dari Alif sendiri adalah Al-Quddus. Dari bangsa gaib yang bernama Ahmar ini sudah jelas masuk dalam katagori huruf Alif.

Jadi pada intinya, apabila kita ingin menembus alam Ahmar/lelembut, perbanyaklah dengan membaca ayat Al-Quddus. Untuk bilangan angka 1 yang terdapat dalam huruf Alif. Itu menunjukkan nama yang dituju, seperti nama ibu Ratu Kidul. Jatuh pada Naktu (Ya Adzim). Bila ingin memanggil beliau, gabunglah dua asma’ Ahmar dan dan nama Ibu Ratu = Al-Quddus Ya Adzim, dan seterusnya.

0 komentar:

Posting Komentar

JANGAN LUPA DI COMENT ea...

Bagaimana pendapat anda tentang blog ini?

 
BLOG SetYA Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template